Gila Sadisnya 10 Anak Punk, Korban Dibunuh, Disiram air panas Diceburkan Kesumur dan Dicor, Penyebabnya Karna "sms sayang"

loading...

Teka-teki tulang belulang yang ditemukan Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim di sumur tua kawasan Jalan Geluran Taman Sidoarjo Kamis (26/10) akhirnya terkuak. Tulang belulang itu adalah Andi Prawangsa, 19, warga Desa Pepelegi, Waru Sidoarjo yang hilang sejak November 2015 lalu.


Andi yang merupakan anak punk ternyata menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh Abu Daud, 27, warga Simpang Lima Krian, dan tinggal di Klagen, Tropodo, Sidoarjo bersama Ghofur, 25, warga Kelurahan Wonocolo, Taman, Sidoarjo serta delapan teman punk lainnya yang kini buron.

Pelaku Abu Daud mempunyai masalah dengan korban yang tidak terima istrinya di SMS "sayang" oleh korban, pelaku langsung emosi dan mempunyai niat untuk memberi pelajaran korban. Malamnya pelaku mengajak semua kawanannya untuk mencari korban.
“Korban diketahui oleh pelaku tinggal di Pepelegi. Kemudian pelaku bersama rekannya langsung menjemput korban dengan motor dari sekitar rumahnya,” kata Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Agung Yudha Wibowo melalui Wadirreskrimum Polda Jatim, AKBP Teguh Yuswardhie, Jumat (27/10).

Teguh menambahkan setelah itu korban diajak ke bekas permukiman Jalan Raya Geluran Taman Sidoarjo. Sesampainya di lokasi itu korban langsung dihajar oleh pelaku utama bersama ke sepuluh teman yang lainnya menggunakan tangan kosong dan batu.

Setelah sekarat, korban langsung ditinggal di bekas permukiman itu yang tidak lain juga sebagai base camp nongkrongnya anak punk kelompok tersangka.

“Pelaku utama bersama rekannya keesokan hari langsung mengecek. Saat dicek di lokasi itu ternyata korban sudah tidak bernyawa,” ujar Teguh.

Teguh menuturkan bahwa, merasa ketakutan kemudian pelaku utama langsung mengajak rekannya untuk membuang mayat korban. Setelah itu, pelaku utama langsung memiliki inisiatif untuk melemaskan tubuh korban terlebih dahulu dengan menyiram air panas.

“Korban disiram air panas oleh tersangka. Namun tubuh korban bukannya melemas, dari situ pelaku semakin bingung. Kemudian langsung timbul niat untuk segera mengubur mayat korban di sumur tua tidak jauh dari lokasi,” lanjutnya.

Teguh mengungkapkan pelaku utama langsung mengambil sprei dari rumahnya untuk membungkus korban. Setelah terbungkus, mayat korban dimasukan dalam sumur. Kemudian, atasnya ditutup dengan batu gragal dan batu bekas bangunan rumah.

“Keesokan harinya karena takut tercium warga, sumur itu langsung dicor untuk menghilangkan jejak. Setelah itu, pelaku utama dan komplotannya tak pernah datang ke lokasi itu,” katanya ( jawapos.com )