loading...
Entah itu karena berhubungan suami-istri atau mimpi basah hingga adzan shubuh bergema akan tetapi belum sempat mandi junub. Apakah dapat melakukan puasa pada hari itu? Berikut penuturannya :
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai saat fajar di bulan Ramadhan dalam kondisi junub bukan karena mimpi basah, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi serta tetap berpuasa. ” (HR. Muslim no. 1109)
Hadits diatas diperkuat lagi dengan ayat,
فَال�'آَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَاب�'تَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُم�' وَكُلُوا وَاش�'رَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ال�'خَي�'طُ ال�'أَب�'يَضُ مِنَ ال�'خَي�'طِ ال�'أَس�'وَدِ مِنَ ال�'فَج�'رِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّي�'لِ
“Maka sekarang campurilah mereka serta ikutilah apa yang sudah diputuskan Allah untukmu, serta makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yakni fajar. Lalu sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam” (QS. Al Baqarah : 187).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang disebut dengan mubasyaroh (basyiruhunna) dalam ayat diatas adalah jima’ atau hubungan !nt!m. Dalam kelanjutan ayat dijelaskan “ikutilah apa yang sudah ditetapkan oleh Allah untuk kalian”. Bila jima’ itu dibolehkan sampai terbit fajar (saat Shubuh), maka tentu disangka saat masuk Shubuh masih tetap dalam kondisi junub. Puasa saat itu juga sah karena Allah perintahkan “sempurnakanlah puasa itu hingga datang malam. ” Tersebut dalil Al Quran serta di dukung dengan perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memperlihatkan bolehnya masuk Shubuh dalam keadaan junub. ” (Syarh Shahih Muslim, 7 : 195).
Jadi segeralah mandi junub saat masuk waktu Shubuh, selanjutnya segera laksanakan shalat shubuh. Serta Puasa bisa dilanjutkan pada hari itu. Bila tidak melaksanakan sholat subuh puasa tidak sah.
Mudah-mudahan tulisan yang begitu singkat ini bermanfaat untuk sahabat
Sumber : rumaysho. com