Tiada Lagi Hormatnya pada Guru

loading...

Siapa yang membuat anda bisa menulis? Bisa membaca? Bisa menulis? Bisa berhitung? Bisa menggambar? atau bahkan kesuksesan yang anda hari ini raih. Tiada lain melainkan jasa seseorang yang telah mengajarkan anda, yang sejak dari awal pendidikan anda, yaitu Taman Kanak-kanak ( bagi yang mulai sekolahnya dari TK ), atau mungkin ada yang langsung loncat ke sekolah dasar. Lalu anda melanjutkan lagi ke sekolah menengah pertama, dan pendidikan lanjut ke sekolah menengah atas. Siapa dia? Masih ingatkah anda? Siapa orang yang pertama kali mengajarkan anda? Sampai saat ini masih ingatkah wajahnya? Atau namanya? Mungkin ada sebagian yang ingat, ada lagi yang tidak mengingatnya sama sekali. Dia adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Yang tidak hanya mengajarkan membaca, menulis dan berhitung tapi, mengajarkan disiplin, moral agama sesuai keyakinan masing-masing. Banyak sekali yang telah diajarkan seorang guru tersebut kepada kita. Sehingga, sampai pada saat ini, kita bisa seperti ini. 

Berikut salah satu berita yang terjadi baru-baru ini. Salah satu artikel dari http://www.idntimes.com/rizal/gara-gara-cubit-murid-guru-smp-ini-masuk-penjara



Cubit Murid, Guru SMP Ini Masuk Penjara! Wajar atau Lebay?

Guru di SMP Negeri 1 Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan yang bernama Nurmayani Salam harus mengalami nasib pahit. Nurmayani dipolisikan oleh orang tua dari anak didiknya. Guru biologi tersebut kini harus merasakan dinginnya di balik Jeruji besi. Nurmayani dilaporkan dengan tuduhan penganiayaan terhadap siswa. 


Dilansir Kompas.com, guru yang salah sedikit ternyata juga bisa berujung masalah di penjara. Kasus ini sebetulnya sudah terjadi sejak lama, terpatnya pada Agustus 2015 lalu. Kejadiannya berawal ketika dua orang siswa saling kejar-kejaran. Saat disuruh melaksanakan shalat Dhuha, kedua siswa ini menolak. Sang guru pun langsung mencubit siswa tersebut. 

Karena orangtua siswa tidak terima perlakuan Ibu Maya, sapaan Nurmayani Salam, guru berjilbab ini langsung dilaporkan ke pihak berwajib. Nurmayani pun rresmi mendekam di penjara pada hari Kamis 12 Mei 2016. Humas Polres Bantaeng menyebut bahwa kasus tersebut tengah ditangani Kejari Bantaeng.

Saat disuruh melaksanakan shalat Dhuha, kedua siswa ini menolak. Sang guru pun langsung mencubit siswa tersebut. Karena orangtua siswa tidak terima perlakuan Ibu Maya, sapaan Nurmayani Salam, guru berjilbab ini langsung dilaporkan ke pihak berwajib. Nurmayani pun rresmi mendekam di penjara pada hari Kamis 12 Mei 2016. Humas Polres Bantaeng menyebut bahwa kasus tersebut tengah ditangani Kejari Bantaeng. Kasus pencubitan murid oleh salah seorang guru di Bantaeng ini langsung mengundang reaksi politisi Partai NasDem, Akbar Faizal. Dia mengaku prihatin melihat seorang guru harus dihadapkan dengan muridnya di ruang sidang. 


Anggota Komisi III DPR RI tersebut langsung menelpon Kapolres Bantaeng AKBP Kurniawan untuk menanyakan kasus tersebut. Dia mengaku sangat sedih melihat guru dan murid harus berhadap-hadapan secara hukum di ruang sidang. Dia mengimbau kepada Kapolres untuk kembali merajut upaya damai pada kedua pihak yang berseteru. Kasus ini memang langsung menjadi viral di media sosial. Seorang guru SMPN 1 Bantaeng dilaporkan oleh orangtua seorang siswinya ke Polres Bantaeng karena keberatan anak perempuannya dicubit hingga lebam membiru. Akbar Faizal mengatakan bahwa polisi sebenarnya sudah berusaha melakukan mediasi namun gagal. Dia sangat menyayangkan kasus yang sepele ini harus memasuki ranah hukum seperti ini. 

Jika ada Undang-Undang Perlindungan Anak, perlu juga ada Undang-Undang Perlindungan Guru. 

Dukungan pun mulai berdatangan agar Nurmayani Salam keluar dari penjara. Kasus yang menimpa guru biologi di SMPN1 Bantaeng ini mulai mengundang simpati. Beberapa warga yang seprofesi sebagai guru turut memberikan dukungan. Tak terkecuali para alumni SMPN 1 Bantaeng. Menurut Isma, salah seorang alumni, hukuman penjara hanya karena mencubit siswa adalah sebuah hal yang tak pantas. Apalagi pihak keluarga sudah meminta maaf. Kedepannya, diharapkan ada solusi dimana pemerintah membentuk Undang-Undang Perlindungan Guru agar jangan sampai masalah seperti ini terjadi lagi di kemudian hari. 

Tahukah Anda? Seorang guru yang mengajarkan segalanya kepada kita di bangku sekolah, telah banyak menghabiskan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk mendidik kita supaya kita menjadi manusia yang terdidik, hingga saat ini. Gajinya tidak seberapa dengan keringatnya serta jerih payahnya untuk mendidik kita. Jikalau, kita membuat kesalahan atau kita tidak bisa apa-apa sampai saat ini, kita menjadi manusia yang tidak sesuai harapan bangsa. Siapakah yang menjadi sorotan pertama sekali kepada diri kita? Tidak mungkin, seseorang menanyakan siapa orangtuamu? Apa pekerjaan orangtuamu? Dimana rumahmu? Tetapi, yang ditanyakan adalah, Siapa gurumu? Sekolah dimana kamu? Apakah kamu tidak diajarkan oleh gurumu? Pastilah, yang dikeluarkan kalimat-kalimat pertanyaan yang seperti itu keluar.  

Tetapi, apa yang kita lakukan ketika guru memarahi kita, atau malahan bertindak kasar terhadap kita? Kita, langsung mengadu kepada kedua orangtua, atau bahkan seperti kasus baru-baru ini mengadu sampai pihak yang berwajib. Tanpa disadari kita sendiri sering membuat kesalahan, hingga membuat seseorang kesal. Karena, seseorang guru sebagai pendidik, dia hanya ingin mendidik anak didiknya supaya tidak berlaku kurang ajar terhadap orang lain. Dapat berubah menjadi lebih baik. Itulah tanda sayang dan cintanya terhadap anak didiknya tersebut, Dia tidak ingin anak didiknya menjadi seseorang yang hanya bisa membuat kacau, ribut atau menjadi yang tak berguna dimasa yang akan datang. 

Seperti kata pepatah, "Belajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu, Belajar setelah dewasa laksana mengukir diatas air". Jadi, sejak dari kecil diajarkan sekeras-kerasnya pendidikan, sebanyak-banyaknya, apalagi pendidikan moral dan agama, karena sedari kecil, mengajarkannya sangat mudah, ketika dewasa, ajaran-ajaran yang telah diajarkan dari kecil, sudah tertanam didalam diri anak-anak tersebut. Bagaimana? Apakah masih ada yang orangtuanya masih ingin protes? Ketika, guru disekolah mengajarkan sangat keras dan disiplin?  Ah, zaman sekarang memang susah, apalagi sudah memasuki era globalisasi, apalagi pergaulan yang semakin liberal. Lalu, jikalau masih ada dibenak saudara/i pembaca sekalian seperti ini. 

Hal pertama, tentunya, tidak lepas juga dari dukungan orangtua dirumah, berupa ajaran pendidikan moral dikeluarga, ajaran agama yang sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal kedua, tentunya orangtua harus mengetahui siapa teman sepermainan anak tersebut, apakah banyak mengajarkan hal yang positif atau hal negatif. Dan, yang ketiga ajarkan hak dan kewajiban anak-anak dirumah, jadi tahu mana yang hak dan kewajiban.  Yang jelas, sebagai orangtua harus mampu, menjadikan anaknya sebaik-baik manusia dimuka bumi ini. Tulisan sederhana ini saya buat, agar bisa mampu mengetuk seluruh kalangan baik tua maupun muda, bahwasanya arus globalisasi yang kita hadapi sekarang ini, telah menggerus perlahan moral-moral yang ada pada manusia-manusia dimuka bumi ini. 

Oleh karena itu, kita harus betul-betul menyadari dan membenahi segala sesuatu bentuk hal yang membuat tergerusnya moral-moral bangsa. Saya sangat ingin, menekankan lagi pada pelajaran agama, pelajaran yang mengenai etika dan pendidikan moral dibangku sekolah, harus lebih banyak lagi. 

sumber : kompasiana.com