loading...
Assalamulaikum wr wb. Saya mau bertanya. Saya mau menggantikan puasa bulan ramadhan yang lalu-lalu yang belum terbayar. JIKA saya menggantinya di bulan sya’ban apakah boleh atau tidak? terimakasih. Wassalaamu alaikum wr.wb.
Jawaban
Assalamu alaikum wr.wb.
Alhamdulillahi Rabbil alamin. Wash-shalatu wassalamu ala Asyrafil Anbiya wal Mursalin.
Sebagian ulama melarang berpuasa sesudah memasuki pertengahan nisfu Sya’ban berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, “Jika sudah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah kalian berpuasa.” (HR Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibn Majah).
Namun sebagian ulama lain menilai hadits di atas tidak sahih. Selain itu, ia bertentangan dengan hadits-hadits lain yang shahih. Di antaranya:
1. Hadits riwayat Bukhari Muslim bahwa Nabi saw bersabda, “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali kalau sudah terbiasa puasa, maka berpuasalah pada hari tersebut.”
2. Hadits riwayat Bukhari Muslim dari Aisyah ra yang berkata, “Aku tidak melihat Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa (setelah itu) daripada bulan Sya’ban.”
2. Hadits riwayat Bukhari Muslim dari Aisyah ra yang berkata, “Aku tidak melihat Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa (setelah itu) daripada bulan Sya’ban.”
Hadits yang pertama menunjukkan bolehnya berpuasa Sya’ban kecuali sehari atau dua hari sebelum Ramadhan dengan mengecualikan bagi yang sudah terbiasa puasa. Artinya orang yang sudah terbiasa berpuasa boleh berpuasa meski sudah mendekati Ramadhan. Sementara hadits kedua menunjukkan bahwa beliau (Rasul saw) sendiri sering berpuasa di bulan Sya’ban tanpa terhalang oleh nisfu Sya’ban.
Kalaupun hadits Rasul saw yang melarang puasa setelah nisfu Sya’ban diterima dan dipadukan dengan hadits-hadits yang membolehkan, maka: Larangan puasa setelah nisfu Sya’ban adalah bagi mereka yang sengaja memulai puasa pada tanggal 16 Sya’ban. Sementara di luar itu, bila ada sebab atau alasan khusus, diperbolehkan. Di antara alasan yang membolehkan puasa setelah nisfu Sya’ban adalah:
1.Bila sebelum itu sudah terbiasa berpuasa sunnah, entah senin kamis, puasa Daud, atau yang lain.
2.Bila mulai berpuasa dari awal Sya’ban; tidak dari pertengahan.
3.Bila puasa yang dilakukan adalah puasa untuk membayar hutang puasa, puasa nazar, atau kaffarah.
2.Bila mulai berpuasa dari awal Sya’ban; tidak dari pertengahan.
3.Bila puasa yang dilakukan adalah puasa untuk membayar hutang puasa, puasa nazar, atau kaffarah.
Kesimpulannya, tidak ada larangan membayar hutang puasa (meng-qadha) puasa Ramadhan tahun lalu di bulan Sya’ban. Bahkan ia harus segera dibayarkan sebelum masuk Ramadhan berikutnya.
Wallahu a’lam
Wassalamu alaikum wr.wb.
Dikutip dari Syariah Online
[islamedia/mh]