Hari jadian paling menguras air mata, cowoknya meninggal dunia

loading...


Bukan perkara mudah lho jika ditinggal orang yang kita cintai. Apalagi, jika perpisahan itu karena ajal menjemput pasangan kita. Perasaan inilah yang dirasakan Elga Mutrika (20).

Elga harus rela kehilangan kekasihnya Rangga Citra Prayoga (21) yang meninggal akibat sakit, 29 Maret lalu. Mereka sudah tiga tahun menjalin kasih.

Awalnya Yoga -begitu Elga biasa menyapa kekasihnya itu- didiagnosa menderita infeksi tulang dan radang sendi. Belakangan diketahui Yoga mengidap TBC tulang. Yoga juga sempat terkena demam berdarah dengue (DBD). "Sama sekali gak nyangka. Karena Yoga udah bener-bener kelihatan sehat dan emang mau pulang. Tapi sempet drop.

Gue ga tau kalau dia akan pergi selamanya," kata Elga yang baru bisa bercerita tentang kisah pahitnya kepada brilio.net, Selasa (19/4).

Selama tiga bulan Yoga harus merasakan sakit. Dia beberapa kali harus masuk rumah sakit. Terakhir dia dirawat di RS Jakarta. Namun, penyakit yang dideritanya begitu cepat menjalar meskipun dia sudah empat kali menjalankan operasi.

"Penyakitnya benar-benar cepat banget. Kelihatannya dia sehat-sehat saja. Cuma dia sempat kena DBD. Setelah itu dia tidak bisa jalan lagi," tambahnya.

Setelah sekian lama merasakan sakit, akhirnya pada 29 Maret 2016, Yoga mengembuskan nafas terakhir. Elga yang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit bersama kakaknya Yoga, syok begitu dikabarkan sang kekasih telah pergi untuk selamanya.

Dia pun menangis meraung-raung karena tak menyangka Yoga akan pergi secepat itu. "Kakaknya dapat telepon pas gue lagi di jalan. Tiba-tiba kakaknya nangis. Pikiran gue sudah negatif. Lalu kakaknya bilang kalau Yoga meninggal. Di situ gue langsung nangis dan jerit-jeritan," cerita Elga.

Jenazah Yoga kemudian disemayamkan di rumah neneknya di daerah Depok, Jawa Barat. Dengan setia Elga selalu berada di samping jenazah Yoga. Dia tak dapat menahan isak tangisnya. Elga terus menangis di samping jenazah kekasihnya itu.

Elga sempat menyampaikan penyesalan terdalamnya. 

Elga merasa menyesal karena tidak berada di samping Yoga saat detik-detik terakhir kepergian kekasihnya itu. Namun Elga sudah berusaha keras dengan mendampingi Yoga selama sakit. "Selama tiga bulan gue benar-benar intensif ngejaga dia. Dia susah makan tapi gue paksa. Gue udah kaya ibunya banget," ujarnya.

Yoga dimakamkan di tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Kukusan pada 30 Maret 2016. Ironisnya, 30 adalah tanggal jadian mereka. Anniversary yang dirayakan di tengah duka. "Selama di makam gue nangis terus. Sebelum dikafanin gue bisikin Yoga, ucapin anniversary. Padahal kita udah punya planning banyak tapi dia pergi begitu cepat," cerita Elga.

Di mata Elga, Yoga adalah sosok yang baik. Elga juga merasa spesial. Sebab, dibanding pacar Yoga sebelumnya, hanya Elga yang bisa dekat dengan keluarga Yoga. Tak heran jika keluarga Yoga saat ini menganggap Elga sebagai pengganti Yoga.

"Gue hampir tiap hari main ke rumahnya. Tiduran di kamar Yoga, kaya rumah sendiri aja. Keluarganya juga sudah anggap gue kaya anaknya sendiri, Elga adalah Yoga. Kalau keluarganya lihat gue, mereka kaya lihat Yoga," katanya.

Meski hampir gila karena ditinggal kekasihnya, kini Elga sudah mencoba ikhlas meski sesekali masih suka menangis mengingat sang pujaan hati. "Yoga udah sembuh di sana, dia udah bahagia juga. Gue harus ikhlas," ucapnya lirih.

Yang tabah ya Elga.