loading...
Reportaseterkini.net - Penumpang Muslim kembali menjadi sasaran pengusiran dari pesawat maskapai Amerika Serikat karena sebab yang tidak jelas. Kali ini, pengusiran dialami oleh pasangan Muslim asal Ohio yang akan pulang dari liburan di Paris, Perancis.
Seperti diberitakan The Independent, Jumat (5/8), Faisal Ali dan Nazia Ali telah berada di dalam pesawat Delta Air Lines selama 45 menit, menunggu tinggal landas, saat mereka diperintahkan keluar dari pesawat.
Di luar pesawat, polisi Perancis telah menanti. Kedua pasangan itu mengaku ketakutan. "Saya takut, beberapa pria mengambil foto paspor kami dengan ponsel mereka," kata Nazia.
ereka lantas ditanyai untuk keperluan apa berada di Paris. Keduanya mengaku tengah liburan untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-10 mereka. Setelah melalui berbagai pemeriksaan, akhirnya mereka dinyatakan aman dan dilepaskan.
Mereka sama sekali tidak tahu mengapa dikeluarkan dari pesawat sampai dijelaskan oleh petugas Delta.
Menurut petugas, pilot memutuskan mengusir mereka setelah salah seorang kru pesawat merasa tidak nyaman dengan kehadiran pasangan tersebut. Kru itu melihat Faisal menyembunyikan ponselnya sambil berlalu, dan Faisal juga terlihat berkeringat serta menyebut nama "Allah".
Menurut Faisal, saat itu dia mengirim SMS kepada ibunya untuk memberitahu bahwa mereka sudah ada di pesawat, dan minta dijemput di bandara Cincinnati, ohio.
"Saya ingin segera naik pesawat. Saya tidak peduli privasi saya, saya ingin kapten melihat ponsel saya agar dia tahu kami mengirim SMS untuk orang tua kami," kata dia.
Faisal mengaku berkeringat karena sirkulasi udara yang buruk saat harus menunggu selama 45 menit di dalam pesawat yang masih berada di landasan.
Delta Air Lines akhirnya memberikan mereka tiket penerbangan berikutnya dan kamar untuk menginap.
Setibanya di AS, mereka juga harus menghadapi interogasi yang sama oleh petugas imigrasi di bandara. Saat mereka bertanya apa yang salah, petugas mengatakan: "Anda tidak berbuat kesalahan, sayangnya seperti inilah dunia sekarang."
Dewan Hubungan Islam-Amerika, CAIR, mengeluhkan peristiwa diskriminatif ini kepada Delta.
"Dengan menganggap tindakan yang sederhana dan normal sebagai sesuatu yang menakutkan dan mengancam, jelas bahwa Tuan dan Nyonya Ali diperlakukan buruk karena penampilan dan nama Muslim mereka," kata pengacara CAIR, Sana Hassan.
Juru bicara Delta Air Lines Morgan Durrant mengatakan bahwa maskapai mereka tidak mendukung diskriminasi terhadap penumpang.
"Sebagai maskapai global yang membawa ratusan ribu penumpang dalam waktu bersamaan setiap hari, Delta berkomitmen teguh memperlakukan penumpang dengan hormat. Delta menyelidiki masalah ini dan akan mengembalikan tiket mereka sepenuhnya," kata Durrant.
Kasus kali ini menambah panjang daftar pengusiran penumpang Muslim oleh maskapai AS.
April lalu, seorang wanita Muslim diusir dari pesawat maskapai Southwest Airlines di bandara Chicago setelah meminta tukar tempat duduk. Alasan maskapai, wanita itu diusir karena membuat pramugari "tidak nyaman."
Sebelumnya pada Maret, keluarga Muslim yang terdiri dari lima orang digiring keluar dari pesawat United Airlines karena penampilan mereka.
Sumber : atjehcyber.id
Seperti diberitakan The Independent, Jumat (5/8), Faisal Ali dan Nazia Ali telah berada di dalam pesawat Delta Air Lines selama 45 menit, menunggu tinggal landas, saat mereka diperintahkan keluar dari pesawat.
Di luar pesawat, polisi Perancis telah menanti. Kedua pasangan itu mengaku ketakutan. "Saya takut, beberapa pria mengambil foto paspor kami dengan ponsel mereka," kata Nazia.
ereka lantas ditanyai untuk keperluan apa berada di Paris. Keduanya mengaku tengah liburan untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-10 mereka. Setelah melalui berbagai pemeriksaan, akhirnya mereka dinyatakan aman dan dilepaskan.
Mereka sama sekali tidak tahu mengapa dikeluarkan dari pesawat sampai dijelaskan oleh petugas Delta.
Menurut petugas, pilot memutuskan mengusir mereka setelah salah seorang kru pesawat merasa tidak nyaman dengan kehadiran pasangan tersebut. Kru itu melihat Faisal menyembunyikan ponselnya sambil berlalu, dan Faisal juga terlihat berkeringat serta menyebut nama "Allah".
Menurut Faisal, saat itu dia mengirim SMS kepada ibunya untuk memberitahu bahwa mereka sudah ada di pesawat, dan minta dijemput di bandara Cincinnati, ohio.
"Saya ingin segera naik pesawat. Saya tidak peduli privasi saya, saya ingin kapten melihat ponsel saya agar dia tahu kami mengirim SMS untuk orang tua kami," kata dia.
Faisal mengaku berkeringat karena sirkulasi udara yang buruk saat harus menunggu selama 45 menit di dalam pesawat yang masih berada di landasan.
Delta Air Lines akhirnya memberikan mereka tiket penerbangan berikutnya dan kamar untuk menginap.
Setibanya di AS, mereka juga harus menghadapi interogasi yang sama oleh petugas imigrasi di bandara. Saat mereka bertanya apa yang salah, petugas mengatakan: "Anda tidak berbuat kesalahan, sayangnya seperti inilah dunia sekarang."
Dewan Hubungan Islam-Amerika, CAIR, mengeluhkan peristiwa diskriminatif ini kepada Delta.
"Dengan menganggap tindakan yang sederhana dan normal sebagai sesuatu yang menakutkan dan mengancam, jelas bahwa Tuan dan Nyonya Ali diperlakukan buruk karena penampilan dan nama Muslim mereka," kata pengacara CAIR, Sana Hassan.
Juru bicara Delta Air Lines Morgan Durrant mengatakan bahwa maskapai mereka tidak mendukung diskriminasi terhadap penumpang.
"Sebagai maskapai global yang membawa ratusan ribu penumpang dalam waktu bersamaan setiap hari, Delta berkomitmen teguh memperlakukan penumpang dengan hormat. Delta menyelidiki masalah ini dan akan mengembalikan tiket mereka sepenuhnya," kata Durrant.
Kasus kali ini menambah panjang daftar pengusiran penumpang Muslim oleh maskapai AS.
April lalu, seorang wanita Muslim diusir dari pesawat maskapai Southwest Airlines di bandara Chicago setelah meminta tukar tempat duduk. Alasan maskapai, wanita itu diusir karena membuat pramugari "tidak nyaman."
Sebelumnya pada Maret, keluarga Muslim yang terdiri dari lima orang digiring keluar dari pesawat United Airlines karena penampilan mereka.
Sumber : atjehcyber.id