loading...
Tahun ini aku berumur 29 tahun. Saat berumur 18 tahun, aku sudah bekerja di kota dan dari awalnya kerja ngikut orang, kerja banting tulang, lama - kelamaan aku sendiri buka perusahaan dan membanggakan papa mamaku.
Tahun ini ketika pulang untuk merayakan hari raya, papa mama divonis dokter mengalami kanker hati dan waktu mereka sudah tak lama lagi. Satu - satunya harapan mereka adalah aku cepat menikah dan punya cucu.
Aku kembali ke kota dengan hati yang dukacita. Aku bahkan gak bisa bekerja karna terlalu memikirkan penyakit orangtuaku secara aku anak semata wayang mereka.
Akhirnya aku kenal dengan Nini, seorang anak S2 yang cukup cantik dan sopan. Kita ngobrol banyak dan kelihatannya kita sangat cocok! Aku pun melamarnya dan memberitahukan kondisi keluargaku, dia tidak takut dan mau menerima aku dan keluargaku apa adanya.
Tanpa banyak kata, aku pulang bersama Nini dan memperkenalkan dia ke orangtuaku. Papa mamaku senang dengan Nini, karena dia sopan, dan juga rajin membantu papa mamaku dalam keterbatasan mereka karna sakit. Di depan papaku juga Nini menerima lamaranku menikah dengannya.
Karna waktu papa yang sudah tak lama, aku pun segera melaksanakan pesta pernikahanku dengan Nini. Papa mama hadir di pesta kami berdua dan sangat jelas tampak dari wajah papa yang seakan - akan lega melihat anaknya menikah. Papa yang sudah sekarat akhrinya memegang tanganku dan mencium pipiku yang sudah basah oleh isak tangisku yang tak berhenti daritadi. Katanya,"Ingat hargai istrimu dan juga jaga mamamu nanti ya... Kamu anak yang paling aku cintai selamanya..." Papa dibawa ke RS setelah itu, namun berita dari dokter cukup baik karna papa masih bisa hidup 1 sampai 2 bulan ke depan.
Setelah mendapatkan vonis dokter ini, aku ngobrol dengan Nini, apakah dia sudah siap hamil? Karna aku mau sebelum papa meninggal, dia sudah tahu kalau keturunan dia sudah ada di dalam perut Nini. Nini mengiyakan permintaanku dan malam setelah aku meminta, kita sepakat untuk melakukan hubungan itu.
Malam itu setelah Nini selesai mandi dan aku tunggu di atas ranjang, dia keluar tanpa sehelai baju. Aku lihat dari bawah kaki ke atas, betapa sempurnanya pahanya, tetapi ketika sampai ke perut, STOP! APA ITU? Kenapa sepertinya ada bekas operasi cesar!?
Aku tanya dia, dia hanya menjawab itu bekas dari aku dulu diet dan jadilah guratan ini. Tapi aku gak percaya karna guratan itu cukup jelas seperti hasil operasi cesar! Aku paksa ngomong dan akhirnya dia mengaku, kalau dia dulu sudah pernah menikah dan punya anak 1. Mereka sudah bercerai dan hak asuh anaknya pun jatuh di tangan suaminya. Mantan suami dan anaknya entah sudah pergi kemana, dia sendiri juga sudah tak tahu! Aku marah! Aku merasa DIBOHONGI! Kenapa dia gak jujur saja dari awal? Dia meminta aku untuk menerima dia dan masa lalunya, tapi dengan kondisi aku dibohongi, aku susah untuk menerimanya....
Aku akhirnya ceplos,"Tunggu papa meninggal, kita bercerai!" Kata bercerai ini bikin dia marah dan mengancamku, kalau sampai aku mau bercerai, dia akan bilang ke papa kalau kami bercerai dan papa akan sangat sedih. Nini wanita yang baik, hanya saja demi menutup masa lalunya, dia tidak berani mengatakannya kepadaku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus tetap bercerai? Tapi aku takut kalau tetap lanjut dengan Nini, aku takut aku menyesal seumur hidupku... (cerpen.co.id)