loading...
Menjadi seorang ibu rumah tangga itu lebih berat pekerjaannya di banding suami yang bekerja di luar rumah, Kenapa seorang ibu rumahtangga lebih berat pekerjaannya? Simak penjelasan berikut ini :
Shubuh hari bangun tidur, masih menunggu yang paling kecil bangun.
Sembari lihat ada saat tahajud, yah tahajud.
Lihat lagi si kecil masih terlelap tidur.
Dua anak yang lain masih juga sama.
Tiba azan shubuh … 04. 00
Ia shalat sunnah fajar, lalu berpindah ke Shalat Shubuh. Shalat itu baginya lebih utama dari pada ia ke tunaikan di masjid.
Jam 1/2 lima satu anak bangun tidur.
Si kecil nomer satu ini harusnya bangun karena ditunggu papanya di masjid untuk hafalan surat di pagi hari bersama kawan-kawannya.
Segera ia menyiapkan air hangat untuk si puteri. Segera si kecil mandi, lantas shalat shubuh di kamarnya.
Kemudian bergegas menuju masjid karena telah ditunggu papanya serta beberapa temannya.
Yang kecil yang lain bangun, ia baru 4 tahunan, bangun sekitaran jam 5. 15.
Ia juga disuruh bergegas Shalat Shubuh.
Tiba yang paling kecil nomer tiga, bangunnya paling telat.
Ia tahu bila anaknya paling kecil telah bangun, mesti selekasnya digendong karena biasa rewel serta tangisanlah yang keluar pertama kali waktu bangun.
Berupaya untuk didiamkan, hingga si kecil mulai sadar.
Baru setelah itu sekitar 1/2 jam lalu, anak nomer tiga ini dapat mandi.
Jam 6 pagi, si kecil yang paling besar siap-siap pergi sekolah sesudah disuapin ibunya sarapan.
Jam 7 pagi, siap-siap yang kecil nomer dua pergi ke TK.
Bila dua anak telah pergi, bekas mengurusi yng paling kecil, menggendong serta di ajak main di tetangga.
—
Saat ibu ini mengurus anak yang paling kecil hingga jam 10 pagi.
Jam 10 …
Anak ke-2 pulang dari TK, urusan ibu ini bertambah jadi dua.
Jam 11, nomer pertama pulang dari SD, tambahlah tiga masalahnya.
Waktu siang hingga sore, ia rekani mereka bertiga tidur serta bermain. Terus seperti itu.
Bahkan ia juga temani anak yang SD belajar saat musim ujian seperti ini.
Sembari lihat ada saat tahajud, yah tahajud.
Lihat lagi si kecil masih terlelap tidur.
Dua anak yang lain masih juga sama.
Tiba azan shubuh … 04. 00
Ia shalat sunnah fajar, lalu berpindah ke Shalat Shubuh. Shalat itu baginya lebih utama dari pada ia ke tunaikan di masjid.
Jam 1/2 lima satu anak bangun tidur.
Si kecil nomer satu ini harusnya bangun karena ditunggu papanya di masjid untuk hafalan surat di pagi hari bersama kawan-kawannya.
Segera ia menyiapkan air hangat untuk si puteri. Segera si kecil mandi, lantas shalat shubuh di kamarnya.
Kemudian bergegas menuju masjid karena telah ditunggu papanya serta beberapa temannya.
Yang kecil yang lain bangun, ia baru 4 tahunan, bangun sekitaran jam 5. 15.
Ia juga disuruh bergegas Shalat Shubuh.
Tiba yang paling kecil nomer tiga, bangunnya paling telat.
Ia tahu bila anaknya paling kecil telah bangun, mesti selekasnya digendong karena biasa rewel serta tangisanlah yang keluar pertama kali waktu bangun.
Berupaya untuk didiamkan, hingga si kecil mulai sadar.
Baru setelah itu sekitar 1/2 jam lalu, anak nomer tiga ini dapat mandi.
Jam 6 pagi, si kecil yang paling besar siap-siap pergi sekolah sesudah disuapin ibunya sarapan.
Jam 7 pagi, siap-siap yang kecil nomer dua pergi ke TK.
Bila dua anak telah pergi, bekas mengurusi yng paling kecil, menggendong serta di ajak main di tetangga.
—
Saat ibu ini mengurus anak yang paling kecil hingga jam 10 pagi.
Jam 10 …
Anak ke-2 pulang dari TK, urusan ibu ini bertambah jadi dua.
Jam 11, nomer pertama pulang dari SD, tambahlah tiga masalahnya.
Waktu siang hingga sore, ia rekani mereka bertiga tidur serta bermain. Terus seperti itu.
Bahkan ia juga temani anak yang SD belajar saat musim ujian seperti ini.
Sore hari aktivitasnya sama memandikan serta menemani lagi hingga malam hari.
Ia dapat istirahat nyenyak saat anak-anak telah tidur di malam hari.
Verdana, sans-serif ; font-size : 10. 5pt ; ” —
Nyaris 18 jam, ia bersama anak-anak.
Sedangkan yang lain yang sibuk diluar, cuma menitipkan anak-anak pada Simbah atau baby sitter.
Mana kira-kira hasil didikan yang lebih baik?
Mana kira-kira yang lebih ribet, apa jadi ibu rumah-tangga atau …?
Itu baru dalam hal mengurusi anak, belum memasak, mencuci pakaian keluarga, hingga pada bersih-bersih rumah.
Ia dapat istirahat nyenyak saat anak-anak telah tidur di malam hari.
Verdana, sans-serif ; font-size : 10. 5pt ; ” —
Nyaris 18 jam, ia bersama anak-anak.
Sedangkan yang lain yang sibuk diluar, cuma menitipkan anak-anak pada Simbah atau baby sitter.
Mana kira-kira hasil didikan yang lebih baik?
Mana kira-kira yang lebih ribet, apa jadi ibu rumah-tangga atau …?
Itu baru dalam hal mengurusi anak, belum memasak, mencuci pakaian keluarga, hingga pada bersih-bersih rumah.
Ada ibu yang hanya bersama anaknya cuma 3 atau 5 jam dalam satu hari.
Istri yang hanya dirumah seperti diatas juga lumrah dandannya jadi berkurang untuk suami karena ia lebih prioritaskan anak-anaknya.
Beda dengan yang diluar sana, ia dapat berdandan untuk siapa saja serta selalu anggun menawan.
Beda dengan yang diluar sana, ia dapat berdandan untuk siapa saja serta selalu anggun menawan.
Untuk ibu rumah tangga, menjawab telepon atau SMS suaminya juga susah lantaran anaknya banyak rewel hingga waktunya habis untuk mengurusi mereka.
Kami bangga merasakan wanita seperti itu.
Kami bangga merasakan wanita seperti itu.
Moga Allah membalasnya dengan pahala yang besar serta menjadikan jihadnya dirumah bisa balasan surga.
Jadi ibu rumah tangga tidak butuh sedih serta minder …
Ibu rumah tangga yaitu pekerjaan mulia, walau tidak berpenghasilan. Namun balasannya melimpah nantinya, terlebih yang dihasilkan yaitu putera-puteri yang shalih/shalihah yang jelas jadi amal jariyah untuk keluarga.
Ibu rumah tangga yaitu pekerjaan mulia, walau tidak berpenghasilan. Namun balasannya melimpah nantinya, terlebih yang dihasilkan yaitu putera-puteri yang shalih/shalihah yang jelas jadi amal jariyah untuk keluarga.
Allah sudah memberikan pujian pada beberapa istri yang tinggal dirumah.
وَقَر�’نَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّج�’نَ تَبَرُّجَ ال�’جَاهِلِيَّةِ ال�’أُولَى
“Dan tinggallah kalian didalam bebrapa rumah kalian serta jangan sampai kalian berdandan seperti dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab : 33).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas kalau jangan sampai wanita keluar tempat tinggal kecuali ada hajat seperti ingin menunaikan shalat di masjid sepanjang penuhi sebagian syaratnya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6 : 182).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas kalau jangan sampai wanita keluar tempat tinggal kecuali ada hajat seperti ingin menunaikan shalat di masjid sepanjang penuhi sebagian syaratnya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6 : 182).
Alasan wanita lebih baik dirumah, jadi IRT (Ibu Rumah Tangga) lantaran wanita itu aurat. Disebutkan dalam hadits dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ ال�’مَر�’أَةَ عَو�’رَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَت�’ مِن�’ بَي�’تِهَا اس�’تَش�’رَفَهَا الشَّي�’طَانُ فَتَقُولُ : مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَع�’جَب�’تُهُ، وَأَق�’رَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَت�’ فِي قَع�’رِ بَي�’تِهَا
“Sesungguhnya wanita itu aurat. Bila dia keluar rumah jadi setan menyambutnya. Kondisi wanita yang paling dekat dengan Allah yaitu saat dia ada didalam rumahnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1685 serta Tirmidzi no. 1173. Syaikh Al Albani mengatakan kalau sanad hadits ini shahih)
Wanita yang kerasan dirumah berikut yang lebih melindungi diri. Wanita karier demikian bebas bergaul dengan lawan type di kantor, tanpa kenal batas. Walau sebenarnya Allah Ta’ala memuji wanita yang menjaga dirinya,
Wanita yang kerasan dirumah berikut yang lebih melindungi diri. Wanita karier demikian bebas bergaul dengan lawan type di kantor, tanpa kenal batas. Walau sebenarnya Allah Ta’ala memuji wanita yang menjaga dirinya,
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِل�’غَي�’بِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu jadi wanita yang shalih, ialah yang taat pada Allah lagi pelihara diri saat suaminya tak ada” (QS. An Nisa’ : 34). Ath Thobari berkata dalam kitab tafsirnya (6 : 692), “Wanita tersebut melindungi dirinya saat tak ada suaminya, juga ia melindungi kemaluan serta harta suami. Selain itu, ia harus menjaga hak Allah serta hak selain itu. ”